SKALA PENGUKURAN
Dalam penyusunan instrumen, peneliti harus mengetahui dan paham tentang
jenis skala dalam pengukuran yang
digunakan dan tipe-tipe skala pengukuran agar instrumen bisa mengukur sesuai
apa yang hendak diukur dan bisa dipercaya serta reliabel (konsisten) terhadap
permasalahan instrumen penelitian (Riduwan, 2005, 31)
Dua tipe skala
pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu:
1. Skala pengukuran
untuk mengukur prilaku susila dan kepribadian.
Termasuk
tipe ini adalah:
a. Skala sikap
b. Skala moral
c. Tes karakter
d. Skala partisipasi sosial
2. Skala pengukuran
untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial. Termasuk tipe ini adalah:
a. Skala mengukur status sosial ekonomi
b. Lembaga – lembaga swadaya masyarakat (sosial)
c. Kemasyarakatan
d. Kondisi rumah tangga
Dalam statistika, ada 4 macam skala pengukuran data,
yaitu :
1. Ukuran Nominal
Ukuran nominal, adalah ukuran yang paling sederhana,
dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan
tidak menunjukkan tingkatan apa – apa.
2. Ukuran Ordinal
Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan mengandung
pengertian tingkatan. Ukuran nominal digunakan untuk mengurutkan objek dari
yang terendah ke yang tertinggi atau sebaliknya.
3. Ukuran Interval
Ukuran interval adalah mengurutkan orang atau objek
berdasarkan suatu atribut. Selain itu, juga memberikan informasi tentang
interval antara satu orang atau objek dengan orang atau objek lainnya. Interval
atau jarak yang sama pada skala interval dipandang sebagai mewakili interval
atau jarak yang sama pula pada objek yang diukur.
4. Ukuran Rasio
Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran
sebelumnya ditambah dengan satu sifat lain, yaitu ukuran ini memberikan
keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Ukuran rasio mempunyai
titik nol, karena itu interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka
rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol. Karena ada titik nol
tersebut, maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian. Angka
pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.
Bentuk-bentuk skala
sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian. Berbagai skala sikap
yang sering digunakan ada 5 macam, yaitu:
1. Skala Likert
Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
mengenai suatu gejala atau fenomena pendidikan. Dalam skala likert terdapat dua
bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif yang berfungsi untuk mengukur sikap
positif, dan pernyataan negatif yang berfungsi untuk mengukur sikap negatif
objek sikap.
Skala likert di gunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan resepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dengan menggunakan
Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi,
dimensi dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.
Indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat
item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam penelitian, fenomena social ini telah di
tetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya di sebut sebagai
variable penelitian.
Contoh skala likert:
Preferensi
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Ragu – ragu
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju
Preferensi
1. Setuju
2. Sering
3. Kadang – kadang
4. Hampir tidak pernah
5. Tidak pernah
Preferensi
1. Sangat positif
2. Positif
3. Netral
4. Negatif
5. Sangat negatif
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban
tersebut diberi nilai skor, Misalnya : sangat setuju / setuju / sangat positif
diberi skor 5, selanjutnya setuju / sering / positif diberi skor 4 dan
seterusnya.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif) bersifat bersifat
unfavorable (negatif).
Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa
kata-kata antara lain:
a. Sangat Setuju b. Setuju c.
Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju.
a. Sangat Baik b.
Baik c. Ragu-ragu d. Tidak
Baik e. Sangat Tidak Baik.
Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai
berikut:
Item Favorable:
Item
Unfavorable:
sangat setuju / baik (5)
sangat setuju/ baik (1)
setuju / baik (4)
setuju/ baik
(2)
ragu-ragu
(3)
ragu-ragu (3)
tidak setuju / baik (2)
tidak setuju/ baik (4)
sangat tidak setuju / baik (1)
sangat tidak setuju/ baik (5)
2.
Skala Guttman
Skala guttman yaitu skala yang
menginginkan tipr jawaban tegas, seperti jawaban benar - salah, iya - tidak,
pernah - tidak pernah, positif - negatif, tinggi - rendah, baik - buruk, dan
seterusnya. Pada skala guttman dapat dibuat dalam nbentuk pilihan ganda maupun
daftar checklist. untuk jawaban positi seperti bener, iya, tinggi, baik, dan
semacamnya diberikan skor 1, sedangkan untuk awaban negatif seperti salah,
tidak dan semacamnya diberi skor 0. Penelitian menggunakan skala guttman
dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan
yang ditanyakan.
Contoh skala guttman :
1. Apakah anda
setuju dengan kebijakan perusahaan menaikkan harga jual?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
3.
Skala Diferensial
Semantik
Skala Diferensial yaitu skala
untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist,
tetapi tersusun dalam satu garis konyinum dimana jawaban yag sangat positif
terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak
dibagian kiri garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui
pengukuran dengan skala semantik diferensial adalah data interval. skala bentuk
ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karkteristik tertentu yang
dimiliki seseorang. berikut contoh penggunaan skala semantik diferensial
mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah.
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Responden yang memberi
penilaian angka 7, berarti persepsi terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah
adalah sangat positif, sedangkan responden yang memberikan penilaian angka 1
persepsi kepemimpinan kepala sekolah adalah sangat negatif.
4.
Rating Scale
Dalam rating scale, data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka)
yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti halnya skala
lainnya, dalam rating scale responden akan memilih salah satu jawaban
kuantitatif yang telah disediakan.
Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap tetapi
dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena
lingkungan, seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi, pengetahuan,
kemampuan, dan lain - lain. Dalam rating scale, yang paling penting adalah
jawaban angka 3, tetapi angka 3 oleh orang
tertentu belum tentu sama dengan angka 3 bagi orang lain yang juga memiiliki
jawaban angka 3.
Contoh:
1. Apakah saudara setuju atau
tidak setuju memperluas program ini ke daerah lainnya di Indonesia? (Centang
salah satu)
(a) Sangat setuju
(b) Setuju
(c) Cukup setuju
(d) Kurang setuju
(e) Sangat kurang setuju
2. Bila di desa ini dibangun
fasilitas umum menurut saudara apa yang penting. (Centang salah satu dari setiap butir berikut)
No
|
Program
|
Kurang penting
|
Sangat penting
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
1
|
Sanitasi
|
|||||||
2
|
Listrik
|
|||||||
3
|
Jala
|
|||||||
4
|
Sekolah
|
|||||||
5
|
Puskermas
|
Dalam kasus perbedaan tertentu, gunakan skala penomoran mulai dari 0 atau 1
untuk beberapa penomoran, perhatikan contoh 2 di atas, ada 5 (lima) pilihan
berseri (series) ingin mengungkapkan sikap; boleh juga dengan 4 (empat) pilihan
berseri, yaitu: Sangat bagus, Bagus, Cukup, Kurang. Kadang kala ada juga sampai
10 (sepuluh) pilihan berseri, cuma akan kesulitan dalam hal memaknai
angka-angka tersebut. Pada umumnya banyak dipakai 5 (lima) atau 4 (empat)
pilihan berseri.
Hal lain yang diperhatikan, apakah butir kuesioner
memakai pilihan genap (4) atau ganjil (5). Kalau pilihan ganjil
berarti ada pilihan posisi netral (tengah) untuk responden, dan
berbeda pada pilihan genap, responden dipaksa memilih salah satu sisi (arah
pilihan posisitf atau negatif). Di bawah ini diberi beberapa contoh kategori
tingkatan respon.
1) Kategori pilihan
genap
Sangat puas Semua tidak dibantu
Puas Ada sedikit bantuan
Kurang puas Ada cukup bantuan
Sangat tidak puas puas Sangat
membantu
2) Kategori pilihan
ganjil
Sangat tidak suka Sangat
tidak setuju
Umumnya tidak suka Beberapa
tidak setuju
Tidak tentu Tidak
jelas
Umumnya suka Beberapa
setuju
Sangat suka Sangat
setuju
Lima kategori pilihan lebih lengkap, daripada empat
kategori. Perlu diperhatikan keseimbangan pilihan antara positif
dan negatif.
4.
Rating Scale
5. Skala Thurstone
Dalam rating scale, data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka)
yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti halnya skala
lainnya, dalam rating scale responden akan memilih salah satu jawaban
kuantitatif yang telah disediakan.
Skla thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang
berbentuk skala
inerval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut,
kunci skor menghasilkan nilai yang
berjarak sama.
Adapun contoh skala
penilaian model thurstone adalah seperti gambar dibawah ini :
Nilai 1 pada skala diatas menyatakan sangat tidak
relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan sangat releva.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar